BN16 BANGKA
#TambangIlegal #BangkaBarat #KapolresGagah #PenertibanTambang #BeraniTegas #HutanLindung #AreaSteril #DramaPenegakanHukum #StopTambangIlegal #BN16Bangka
Bangka Barat, BN16 BANGKA – Adegan penertiban tambang timah ilegal di jantung kompleks perkantoran Pemerintah Kabupaten Bangka Barat hari ini, Jumat (11/7/2025), layak masuk dalam daftar lakon heroik yang jarang tergelar. Bagaimana tidak, di saat mata awam mungkin terpejam, para penambang “bernyali baja” ini justru asyik mendulang rezeki di area yang seyogianya steril dari hiruk-pikuk alat berat, bahkan konon masuk kategori hutan lindung. Sebuah keberanian yang patut diacungi jempol, atau mungkin lebih tepatnya, ditunjuk dengan telunjuk peringatan!
Kapolres Bangka Barat, AKBP Pradana Aditya Nugraha, S.H., S.I.K., dengan gagah berani memimpin langsung drama penertiban ini sejak pukul 08.30 WIB. Bak panglima perang yang turun gunung, beliau membawa serta jajaran Sat Samapta Polres Bangka Barat untuk “memungut” sejumlah perkakas tambang ilegal yang berserakan di balik mes Pemda. Entah alat tersebut digunakan untuk “berkebun” timah atau sekadar pajangan seni instalasi, yang jelas kini sudah berpindah tangan ke markas kepolisian.
Dengan nada yang cukup tegas, sang Kapolres pun berujar, “Kami tegaskan, aktivitas tambang ilegal di kawasan perkantoran Pemkab Bangka Barat harus dihentikan. Ini adalah kawasan strategis, terdapat bangunan milik pemerintah, dan juga masuk dalam wilayah hutan lindung. Tidak ada kompromi untuk pelanggaran seperti ini.” Sebuah pernyataan yang jelas, gamblang, dan (semoga) tak perlu lagi ditafsirkan oleh para pemuja tambang ilegal.
Tak hanya itu, AKBP Pradana juga melayangkan imbauan nan santun kepada khalayak ramai. “Kami minta kepada seluruh masyarakat yang masih beraktivitas di kawasan ini untuk segera menghentikan kegiatannya. Jika masih ditemukan aktivitas serupa, kami tidak akan segan melakukan tindakan tegas sesuai hukum yang berlaku,” tambahnya. Pesan ini bak angin sejuk yang berharap dapat menyadarkan mereka yang masih betah “bersilaturahmi” dengan tanah yang seharusnya tak dijamah.
Sebelum mengakhiri titahnya, Kapolres Pradana sempat melontarkan ucapan terima kasih kepada barisan jurnalis.
“Terima kasih teman-teman media informasinya selama ini diam fasilitas pemerintah masuk hutan lindung pula di belakang, thanks kawan media 🙏,” ujarnya sembari tersenyum tipis, mengisyaratkan bahwa peran media tak kalah krusial dalam mengungkap “anomali” ini.
Akhirnya, dengan penuh kearifan lokal dan nasionalisme tinggi, Kapolres Bangka Barat menutup narasi penertiban ini dengan sebuah wejangan bijak. “Yang kami lindungi bukan hanya lingkungan, tetapi juga kepentingan masyarakat secara umum. Kawasan ini adalah fasilitas negara yang harus kita jaga bersama.” Sebuah pengingat manis bahwa bumi pertiwi dan segala isinya, apalagi di lingkungan pemerintah, adalah tanggung jawab kita bersama, bukan hanya segelintir “petualang” timah.
Semoga saja, setelah penertiban ini, kawasan perkantoran Pemda Bangka Barat benar-benar steril dan kembali berfungsi sebagai taman kota yang asri, jauh dari bisingnya mesin sedot pasir.