Ibu-ibu Berjuang di Tengah Anjloknya Harga Timah

Berita283 Dilihat

BANGKA BARAT, BN16 BANGKA 

Mentok–Sebuah pemandangan yang memilukan terlihat dari para ibu di desa ini. Mereka bukan sedang berkumpul untuk arisan atau kegiatan santai lainnya, melainkan sedang berjuang mencari nafkah dengan cara ngelimbang timah.

Ngelimbang adalah proses tradisional untuk memisahkan bijih timah dari pasir dan lumpur. Kegiatan ini sangat menguras tenaga dan waktu, seringkali dilakukan seharian di bawah terik matahari atau guyuran hujan.

​Dalam foto ini, para ibu tampak menunduk, fokus mencari butiran-butiran timah yang tersembunyi. Beberapa dari mereka memakai jilbab, yang menunjukkan bahwa perjuangan ini adalah bagian dari kehidupan sehari-hari mereka.

Di belakang, terlihat tumpukan karung dan alat seadanya yang mereka gunakan untuk bekerja. Anak-anak pun tak luput dari pemandangan ini, ikut menemani orang tua mereka yang berjuang.

​Harga Timah Anjlok, Beban Semakin Berat

​Kondisi semakin sulit bagi para penambang tradisional ini, terutama dengan anjloknya harga timah di pasaran. Mereka yang sudah bersusah payah mengumpulkan butiran timah, kini harus menghadapi kenyataan pahit bahwa hasil jerih payah mereka dihargai sangat murah.

​Seorang ibu rena mengungkapkan, “Sudah capek-capek ngelimbang, tapi harganya sekarang susah sekali. Ada yang mau beli, tapi murah sekali.” Situasi ini membuat mereka harus bekerja lebih keras lagi untuk mendapatkan penghasilan yang layak, sementara kebutuhan hidup terus meningkat.

​Meskipun demikian, mereka tidak punya pilihan lain. Ngelimbang timah adalah satu-satunya mata pencarian bagi sebagian besar warga di daerah ini. Pemandangan ini menjadi cerminan nyata dari perjuangan dan ketabahan para ibu dalam memenuhi kebutuhan keluarga, terlepas dari segala tantangan yang ada.

(YOPI HERWINDO)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *