BN16 BANGKA
MENTOK, BANGKA BARAT — Kamis pagi, 14 Agustus 2025, langit Mentok berselimut awan tipis. Embusan angin laut membawa aroma garam yang berpadu dengan derap langkah serentak para anggota Pramuka dari berbagai gugus depan. Lapangan Gelora Mentok hari itu bukan sekadar tanah lapang berumput hijau ia menjelma menjadi arena peneguhan tekad dan janji generasi muda untuk negeri.
Bupati Bangka Barat, Markus,S.H, berdiri tegak di podium upacara. Seragam cokelat Pramuka yang dikenakannya tampak menyatu dengan panorama alam sekitar, seolah menyimbolkan kesederhanaan dan pengabdian. Di hadapannya, ratusan peserta upacara membentuk barisan rapi, dari siswa sekolah dasar hingga anggota dewasa, semua bersiap mendengar amanat yang akan menyalakan semangat kebangsaan.
“Kolaborasi Untuk Membangun Ketahanan Bangsa,” begitu tema yang diusung pada Peringatan Hari Pramuka Ke-64 tingkat Kabupaten Bangka Barat kali ini. Markus tidak menyampaikannya sebagai slogan kosong, melainkan sebagai tekad yang harus dihidupkan dalam setiap langkah Pramuka.
“Setiap Pramuka harus memegang teguh ideologi Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, serta semangat Bhinneka Tunggal Ika yang menjadi harga mati,” tegasnya, suaranya menggema di bawah naungan langit Mentok.
Bagi Markus, Pramuka bukan sekadar barisan beratribut lengkap dan lagu-lagu penyemangat. Ia adalah sekolah kehidupan yang menanamkan disiplin, keberanian, dan kepedulian. “Pramuka adalah bagian dari kekuatan bangsa yang tak boleh lepas dari misi pembangunan nasional,” ujarnya, menatap lekat para peserta.
Gerakan Pramuka, lanjutnya, kini juga mengambil peran dalam program swasembada dan ketahanan pangan.
Kolaborasi dengan Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) dan Food and Agriculture Organization (FAO) menjadi bukti nyata bahwa Pramuka dapat menjadi jembatan antara semangat kepanduan dan tantangan zaman.
Program pelatihan seperti Training of Trainers (ToT) dan Mobile Training Team (MTT) pun digalakkan, memberi bekal pengetahuan sekaligus keterampilan kepada anggota.
Upacara ini, yang dihadiri Forkopimda Bangka Barat, juga menjadi ajang untuk menegaskan peran Pramuka sebagai organisasi pendidikan non-formal. Di balik baris-berbaris dan tali-temali, tersembunyi misi besar: membentuk generasi yang cakap dalam life skills, menguasai soft skills dan hard skills, serta matang secara spiritual, emosional, sosial, intelektual, dan fisik (SESOSIF).
Lapangan Gelora Mentok pagi itu menjadi saksi bagaimana Pramuka bukan hanya hadir di halaman sekolah atau kemah tahunan. Ia hadir di sawah bersama petani, di hutan bersama pecinta alam, di desa bersama masyarakat, bahkan di garis depan bencana untuk membantu tanpa pamrih.
Saat bendera Merah Putih berkibar dan lagu kebangsaan dikumandangkan, wajah-wajah muda di lapangan memantulkan sinar harapan.
Ada yang memegang kompas, ada yang menggenggam tongkat, ada pula yang hanya membawa semangat. Semua menyatu dalam satu janji: menjaga negeri dengan setia.
Peringatan Hari Pramuka Ke-64 di Bangka Barat bukan sekadar seremoni tahunan. Ia adalah pernyataan bahwa di tengah tantangan global, Pramuka tetap relevan sebagai penopang moral bangsa.
Dan di bawah langit Mentok yang cerah berawan itu, api semangat Pramuka menyala tidak untuk padam, tapi untuk terus membakar tekad membangun Indonesia yang tangguh.